Senin, 07 Oktober 2024

Me dan Kebhinekaan by Aldinu Dervis

06.04 By Inspiration Hunter

Lagu Nasional Bhineka Tunggal Ika oleh B. Sitompul & A.Thalib.



Nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustakan. Indonesia telah merdeka, negara kita menjunjung tinggi kesetaraan sosial, memuliakan manusia,  menghormati keberagaman etnik, bahasa dan budaya.

Beberapa negara maju kehilangan identitas. Jangankan budaya atau kesenian, bahkan kebanyakan mereka tidak tahu asal usulnya. Lembaga riset dan jasa penyedia data ancestry banyak diminati saat ini. Kaum terpelajar berbondong-bondong memeriksakan DNA mereka untuk mengetahui asal-usul nenek moyang mereka.

Beberapa negara lain hanya memiliki tidak lebih dari 5 etnik dan suku bangsa. Di Indonesia ada 1.340 suku bangsa dan 300 kelompok etnik dan bahasa daerah yang berbeda satu sama lain. Berbagai jenis kesenian, situs bersejarah, masakan tradisional , dst menjadi daya tarik tersendiri yang mestinya jadi asset dan berpotensi meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

Beberapa negara mendapatkan devisa terbesar dari sektor pariwisata seperti Negara Spanyol yang memamerkan sisa Istana Al Hambra atau Negara Vatikan dengan sisa bangunan Romawinya,  dst. Janganlah seperti beberapa negara di benua lain dimana ratusan bahasa daerahnya punah oleh bahasa asing. Kebanyakan mereka hanya pandai berbahasa Inggeris atau Perancis dan lupa bahasa ibunya sendiri.

Begitu anggung para gadis-gadis Jepang dengan busana kimononya yang harganya puluhan juta hingga hampir seratus juta. Negara ini exist di bidang sains dan teknologi dengan tradisi mereka yang tetap terpelihara. Ini sebagai bukti bahwa budaya dan tradisi bukanlah penghalang kemajuan di suatu bangsa.

Saya bukan Gusdurian tapi pendapat Gusdur ini patut didiskusikan bahwa: Agama lahir di Indonesia dari basis kebudayaan. Jika itu dihilangkan maka kemungkinan ada dua:  budaya akan punah atau agama akan hancur. Hancur dalam artian kehilangan sisi universal dan terjebak pada hitam putih.

Indonesia memiliki ratusan asset budaya dan tiap daerah punya sejarah masing-masing, namun pemerhati budaya dan sejarah bisa dihitung jari, itupun yang punya bakat sebagai penulis sejarah sangat terbatas sekali. Para pelaku sejarah masa lampau atau pewaris sejarah telah banyak berpulang dan riwayat penting pun terkubur bersama mereka. Alangkah baiknya riwayat atau sejarah tersebut dituliskan hingga sejarah pun bisa lestari.

Tugas kita adalah menjaga asset  bangsa. Ajarkanlah bahasa daerah kepada anak-anak anda, tanamkanlah minat pada seni dan tradisi bangsa, ajarkanlah sikap saling menghormati, tepa selira, sipakalebbi, dst. Jangan biarkan mereka kehilangan rasa memiliki pada khasana budaya bangsa.

0 comments: