HUT RI kembali dirayakan, berbagai kegiatan dan event, rutin
dilaksanakan tiap tahun seperti upacara, pesta rakyat dan berbagai
lomba. Tentu saja pada moment ini mengenang jasa pahlawan adalah suatu
keharusan.
Namun, ada satu hal yang terlupakan bahwa hutan
belantara memiliki peranan penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan
Republik Indonesia. Bagaimana tidak, perang gerilya yang dilakoni para
pejuang menjadikan hutan belantara sebagai basis perjuangan.
Selain itu hutan menyediakan berbagai cadangan makanan, beraneka ragam
obat herbal bagi para pejuang. Hal yang tidak kalah penting fasilitas
hiburan mereka dapatkan dengan indahnya berbagai fanorama alam selama
bergerilya tidak didapatkan oleh Tentara Belanda di kota-kota.
Jika saja hutan belantara itu adalah "manusia" maka ia patut diberi
tanda jasa tertinggi. Para Veteran Pejuang telah banyak yang wafat dan
hutan masih setia menemani kita mengisi kemerdekaan.
Ketahuilah
seragam tentara di tiap negara disesuaikan dengan kondisi alam negara
tersebut. Selain berfungsi sebagai uniform juga memudahkan dalam
penyamaran. Nah, bagaimana mungkin tentara kita bisa menyamar jika hutan
telah gundul.
Salah satu buku referensi dalam perang gerilya adalah karangan Jenderal Nasution yang terinspirasi
dari pola perang gerilya ala Brigadier General Orde Charles Wingate,
seorang perwira Inggris pada masa perang melawan Jepang dan Jenderal
Nasution mengembangkan taktik sendiri sesuai alam Indonesia.
Beberapa referensi menyebutkan bahwa 'Perang Vietnam' menjadikan buku
karangan Nasution sebagai salah satu rujukan namun beberapa ahli sejarah
lain memiliki pandangan berbeda, bahwa Vietcon mengadopsi perang
gerilya ala Mao. Dalam menjalankan strategi perangnya Vietcon membangun terowongan yang multi fungsi yang membentang sepanjang 200 mil. Ada rumah sakit, gudang senjata, tempat tidur, dapur, dan sumur di bawah tanah. Sistem terowongan ini dapat menyembunyikan ribuan Vietcong yang membantu mereka melakukan perang gerilya.
'Intinya Hutan punya peranan penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan tidak dapat dimungkiri.
Sejak terciptanya
alam raya, hutan memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas
ekologis, sebagai reservoir air dan juga sebagai 'rumah' bagi
biodiversity. Saat ini peranan hutan selain sebagai bagian dari sistem
ekologis dan semestinya berkontribusi pada peningkatan income bagi
negara dengan mengeksploitasi unsur estetis yang dikandungnya.
Mungkin saja fungsi hutan tidak lagi efektif dalam rangka pertahanan
negara karena teknologi telemetri dapat mendeteksi gelombang termal
(suhu tubuh manusia) sehingga dapat menembus lebatnya hutan belantara,
namun fungsi sosial, ekonomi dan ekologis tidak boleh diabaikan.
Ketahuilah, air terjun dan sungai masih bisa mengalir indah karena masih
adanya hutan. Jikalau hutan telah gundul apalagi telah tiada maka objek
wisata itu tidak lagi menarik bahkan musnah. Memastikan objek wisata
dapat dinikmati sepanjang tahun adalah penting, jangan sampai hanya
indah saat musim hujan tetapi kering di musim kemarau. Nah, inilah
fungsi reservoir dari hutan yang dapat menampung air walau musim hujan
telah usai.
Rusaknya eksistensi hutan telah terjadi di berbagai
belahan negeri ini. Saya menyaksikan sendiri rusaknya hutan belantara di
Kalimantan oleh berbagai kegiatan eksploitasi seperti penambangan batu
bara dan penanaman kelapa sawit, dst.
Dulunya hutan borneo
merupakan habitat bagi jutaaan flora dan fauna. Jutaan tanaman herbal
telah musnah, beberapa sungai-sungai mengalir tiada lagi jernih tapi
berwarna merah oleh sisa pohon yang ditebang dst. Akankah ini juga akan
terjadi dengan hutan Sulawesi? .
0 comments:
Posting Komentar