Di
usia yang tidak muda lagi ini saya masih memiliki semangat untuk
belajar lagi karena pada prinsipnya tidak ada kata tua untuk terus
belajar. Sebenarnya saya punya kesempatan untuk sekolah lagi saat masih
tugas di Nunukan pada Universitas Terbuka
(UT) namun saat itu yang tersedia hanya jurusan Manajemen Administrasi Publik yang
menurut saya tidak relevan dengan pendidikan S1 saya. Hal ini menjadi kendala bagi daerah perbatasan dimana akses pendidikan untuk S2 relatif sulit waktu itu kecuali mengambil tugas belajar (meninggalkan tugas). Walau demikian, antusiasme para ASN di daerah paling utara ini untuk melanjutkan pendidikan relatif tinggi.
Kepindahan saya ke Sul_Sel ini membuka ruang bagi saya sekolah lagi dan memilih tempat kuliah yang sesuai. Saya pernah mengambil
formulir pendaftaran di UMI pada program studi S2 Teknologi Kelautan
namun karena alasan tertentu rencana itu batal, tak lama berselang saya kembali
mengambil formulir pendaftaran untuk lanjut di UNHAS pada program studi
yang sama namun lagi - lagi terkendala dan batal. Akhirnya saya memutuskan untuk lanjut
di S2 Teknologi Ketahanan Pangan Politani Pangkep ini.
Setelah sekian lama menunda untuk lanjut sekolah lagi akhirnya saya mendapatkan wadah belajar yang sesuai passion saya. Passion yang saya maksud berkaitan dengan hobby saya selama ini dan juga back ground pendidikan S1 saya. Selama ini saya banyak menggeluti aktifitas yang berkaitan dengan pangan diantaranya; menanam sayur dengan teknologi hidroponik dan akuaponik, beternak ayam, budidaya ikan dengan teknologi bioflok, budidaya maggot, pengembangan bakteri zet dan terus belajar apapun yang terkait dengan pangan. Beberapa diantara aktifitas (hobby) saya itu terdokumentasi dalam blog ini (Kita tidak mungkin bisa mengingat semua hal yang pernah kita pelajari maka dari itu Imam Syafii berkata: Ikatlah Ilmumu dengan tulisan).
Saat ini saya bekerja di Dinas Perikanan Kabupaten Barru di bidang Budidaya yang tentunya concern dengan beberapa komoditas baik budidaya ikan air payau dan ikan air tawar. Hal yang tak kalah pentingnya adalah relevansinya dengan back ground pendidikan saya S1 yaitu Ilmu Kelautan konsentrasi eksplorasi sumber daya hayati laut. Adapun judul penelitian S1 saya adalah Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Evaluasi Kelayakan Lahan Tambak di Kacamatan Barru Kabupaten Barru.
Saya butuh 'ilmu baru' menjadi alasan utama mengambil S2 Ketahanan Pangan ini. Banyak hal yang menarik selama kuliah di politani Pangkep ini dan saya mendapatkan perspectif yang lebih luas tentang pangan. Pada semester awal kami dibekali pengetahuan terkait ketahanan pangan secara umum dan pada semester berikutnya lebih banyak praktek. Hal inilah yang menjadi ciri dari ilmu terapan yang lebih mengutamakan praktek langsung, dengan porsi 28 persen teori dan 72 persen praktek. Salah satu perspectif baru terkait ketahanan pangan ini adalah semua sektor pangan secara substantif menghadapi tantangan dan permasalahan yang sama baik pada sektor perikanan, pertanian, perkebunan dan peternakan, di sisi lain isu pangan ini menjadi trending topik pada level global selain energi.
Adapun
program studi yang saya pilih pada S2 Ketahanan Pangan Politani Pangkep
ini adalah Teknologi Pangan Akuatik (Akuakultur). Hal ini juga memberi kesempatan buat saya untuk belajar lebih spesifik dimana ilmu akuakultur ini menjadi bagian integral dari ilmu kelautan dan perikanan. Ilmu kelautan memiliki cakupan yang lebih luas yang memungkinkan untuk lebih fleksibel dalam memilih S2 yang masih relevan. Beberapa mata kuliah pada S1 Ilmu Kelautan ini memungkinkan untuk cepat beradaptasi dengan ilmu akuakultur bahkan terkait ketahanan pangan secara umum. Apalagi tugas akhir/penelitian S1 saya dulu juga terkait budidaya perikanan.
Relevansi ilmu
kelautan terhadap ilmu ketahanan pangan sangat mendalam, khususnya teknologi
ketahanan pangan akuatik karena mencakup pengelolaan perikanan dan akuakultur
yang berkelanjutan, yang sangat penting untuk nutrisi global. Salah satu
kawasan yang masih menjadi bagian integral dari wilayah pesisir adalah lahan
tambak yang sangat dipengaruhi oleh dinamika lautan dan pesisir. Sarjana di
bidang Ilmu kelautan dituntut untuk bisa mengkaji berdasarkan pendekatan
ekologi, sosial dan ekonomi, selain itu mampu melakukan survey hidrografis,
analisis parameter kualitas air pada kegiatan budidaya dan memiliki skill terkait ilmu telemetri dan GIS. Beberapa teknologi yang
bisa digunakan dalam bidang ketahanan pangan secara umum adalah penginderaan jarak jauh atau remote sensing,
ilmu kartografi, Sistem Informasi Geografis serta teknologi terkini adalah
Teknologi Drone. Ketahanan Pangan Aquatik (Akuakultur) tidak hanya penting dikaji secara ekperimental tapi juga memerlukan kajian deskriptif berdasarkan temuan di lapangan baik pada aspek lingkungannya, ekologis dan sosial ekonominya.
0 comments:
Posting Komentar