Sabtu, 28 September 2024

Garuda di Dadaku, Keselamatan Jiwaku di Hospital Tawau? by Aldinu Dervis

20.58 By Inspiration Hunter

Pasien dari Sebatik dirujuk ke Hospital Tawau
        Judul di atas terkesan ambiguistis, bagaimana tidak; akses terhadap pelayanan kesehatan adalah hak setiap warga negara di negeri tercinta ini. Namun apa mau dikata jika pohon mangga tetangga lebih rindang dan buahnya menjulur jauh ke pagar kita. Dengan kata lain akses pelayanan kesehatan negara tetangga (baca:Tawau) tidak hanya dinikmati oleh warga pribumi (Malaysia) namun juga Warga Sebatik. Ketergantungan ternyata tidak hanya pada kebutuhan dapur namun juga pada aspek pelayanan kesehatan.
Puskesmas Sungai Nyamuk: Rawat Inap & Emergency 24 Jam
     Sebenarnya perhatian Pemerintah dalam penyediaan pelayanan kesehatan cukup besar dimana puskesmas yang ada di Pulau Sebatik menyediakan rawat inap dan dapat memberi pertolongan/tindakan emergency bagi masyarakat Sebatik yang sakit atau kecelakaan. Namun pada kasus tertentu puskesmas tidak mampu berbuat banyak karena terbatasnya fasilitas (maklum hanya Puskesmas) walau sebagian masyarakat yang awam menyebutnya rumah sakit. Disamping itu penyakit tertentu dan kasus gawat darurat (level atas) hanya dapat ditangani oleh dokter spesialis dengan fasilitas yang memadai.
RSUD Nunukan: Fasilitas Memadai & Dokter Spesialis: Kendala Aksebilitas Jauh
       Rumah Sakit (Hospital; Sebutan Negeri Jiran) Tawau bukan satu-satunya destinasi rujukan puskesmas yang ada di Pulau Sebatik namun terdapat RSUD Nunukan yang cukup memadai dari segi fasilitas dan dokter spesialis. Namun persoalan aksesbilitas menjadi kendala utama yang dihadapi selama ini. Untuk merujuk Pasien ke Nunukan membutuhkan waktu yang panjang, di sisi lain Pasien perlu mendapatkan tindakan medis sesegera mungkin. Jalur yang harus ditempuh; Puskesmas – Pelabuhan Mantikas: 1 jam 30 menit, terus Pelabuhan Mantikas – Pelabuhan Sungai Jepung: 25 Menit, terus Pelabuhan Sungai Jepung – RSUD Nunukan : 45 Menit sehingga untuk sampai ke destinasi rujukan (RSUD Nunukan) membutuhkan waktu : kurang lebih 2 Jam 40 Menit. Bandingkan saja jika Pasien dirujuk ke Hospital Tawau; Puskemas – Pelabuhan Sungai Nyamuk: 5 Menit, Terus Pelabuhan Sungai Nyamuk – Pelabuhan Batu (Tawau): 20 Menit, terus Pelabuhan Batu – Hospital Tawau: 10 Menit sehingga untuk sampai ke destinasi rujukan (Hospital Tawau) hanya membutuhkan waktu kurang lebih 35 Menit. Pasien yang dirujuk ke Tawau menggunakan kendaraan laut berupa speed; kendalanya pihak keluarga Pasien harus berinisiatif sesegera mungkin mencari jasa speed yang akan mengantar; apalagi jika Pasien dirujuk tengah malam dan kondisi perairan sedang surut. Tidak jarang pihak keluarga, bahkan petugas medis harus membantu mendorong speed yang terjebak lumpur karena kandas. Seandainya saja tersedia kapal ambulance saya pikir akan lebih baik.
Hospital Tawau hanya butuh waktu 35 menit dari Sebatik Timur
      Sebenarnya untuk memasuki wilayah Tawau Malaysia selain tujuan berobat tidak semudah yang dikira karena pengujung/pelancong harus melengkapi diri dengan passport atau pas lintas batas (Khusus warga ber KTP Kab. Nunukan) namun terkhusus bagi warga yang akan berobat, pihak Emigrasi dan Aparat Keamanan Malaysia memberi keringanan dengan cukup menujukkan surat rujukan dokter kepada pihak berwenang maka Pasien dan Pengantar (Keluarga & Perawat) diperbolehkan masuk ke wilayah mereka. Sebelumnya pihak puskesmas telah menghubungi hospital tawau via telpon dan mobil Ambulance telah standby dengan segala peralatan mereka di pelabuhan batu.
Perbandingan Aksesbilitas : RSUD Nunukan & Hospital Tawau
       Tidak bisa kita pungkiri bahwa saat ini pelayanan kesehatan secara cepat dan nyaman telah menjadi tolak ukur pelayanan prima. Hal ini mempengaruhi paradigma Masyarakat Sebatik yang pernah berobat di Hospital Tawau, Mereka yang masyarakat awam sering kali membandingkan pelayanan kesehatan antara puskesmas di Pulau Sebatik dengan Hospital Tawau, jelas tidak dapat dibandingkan karena levelnya memang berbeda. Jika mereka membandingkan antara Hospital Tawau dan RSUD Nunukan atau RSUD Tarakan mungkin banyak hal yang bisa dibahas di warung kopi. Mereka mungkin tidak tahu beberapa dokter yang bertugas di Malaysia pernah mengenyam pendidikan kedokteran di berbabagi PTN di Indonesia. Namun tidak dapat dimungkiri fasilitaslah yang menjadi pembanding sehingga seakan-akan rumah sakit mereka lebih superior. Interaksi sebagian Masyarakat Sebatik terhadap akses pelayanan kesehatan di Negara Jiran selama ini memberi suggesti tersendiri dimana dalam proses penyembuhan suggesti punya peran yang sangat penting. Mereka memiliki pandangan tersendiri terhadap merk obat made in Malaysia (mereka sebut obat tawau) dimana mereka anggap lebih mujarab walau komposisinya sama saja dengan merk obat made in Indonesia. 

       Istilah wisata medis menjadi trending topik di era globalisasi saat ini. dimana banyak rumah sakit disulap bagai hotel berbintang dengan berbagai tawaran pelayanan yang serba lux. Hal ini mungkin mendasari pihak Pemerintah Malaysia senantiasa berbenah menjadikan Hospital mereka (baca; rumah sakit) sebagai destinasi wisata medis bak rumah sakit di Singapura. Terkadang muncul di benak saya mungkinkah suatu saat di Pulau Sebatik dibangun sebuah rumah sakit yang dapat menyaingi Hospital Tawau dimana mereka lah yang datang berobat ke Sebatik atau malah sebaliknya dengan dibukanya kerang pasar bebas, mereka tidak hanya menjulurkan buah mangga mereka tapi bahkan menanam mangga di halaman negeri ini. Wallahu Alam

0 comments: